semalaman ku renungkan
keadaanku yang berduka
yang hiba tanpa ku erti mengapa
dan dalam lamunan
ku teringat para kekasihNya
dan keadaan mereka bercinta
sesama mereka, dan bersamaNya
sesungguhnya Dia tidak perlu pada kasih mereka
sesungguhnya Dia tidak mendamba cinta buta
sesungguhnya Dia hanya ingin pengabdian hamba
namun,
para kekasih terus bercinta
para kekasih masih berusaha
mengejar pandangan kasih Sang Pencinta
yang sekilas lalu mampu membawa manis tak terhingga
dalam gembira, Sang Pencinta
dalam duka, Sang Pencinta
dalam marah, Sang Pencinta
dalam asmara, Sang Pencinta
dalam kaya, Sang Pencinta
dalam hina, Sang Pencinta
setiap detik saat yang berlalu
para kekasih tetap bertuju
sehati sehalu
pada haqiqat Hu.
dan ku tetap dalam lamunan insaniyah ku
sesungguhnya
dalam ku bersahabat dan berkerabat
dalam ku menjalin jalinan terikat
mungkin itu yang ku cari secara tersirat
mungkin itu yang ku harap menjadi haqiqat
cinta yang mengenangku walau sejenak masa
tak kira di waktu bersama atau jauh di mata
cinta yang menghargaiku setiap ketika
tak kira sama ada ku patut menerima
cinta yang wujud dan ku peka kewujudannya
tapi ku akur harapanku mungkin lamunan semata
ku akur harapanku mungkin mainan hati yang hiba
ku terima haqiqat yang tak mungkin menjadi nyata
masakan cintaku sama cinta mereka;
masakan cintaku bermakna pada mereka;
masakan cintaku sedarjat cinta Awliya;
masakan cintaku patut dianggap berharga?
ku hanya mampu mencinta, dan mendamba dicinta kembali.
Monday, March 05, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment